Rabu, 15 Juni 2011

MATERI BAHAN AJAR

Nama Sekolah : SMA NEGERI
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : XI / 1
Aspek : Al-Qur’an
Standar Kompetensi : Membiasakan berperilaku terpuji
Kompetensi dasar : 1. Menjelaskan pengertian taubat dan raja’
2. Menampilkan contoh-contoh perilaku taubat dan raja’
3. Membiasakan perilaku bertaubat dan raja’ dalam kehidupan sehari-hari
Metode pembelajaran : Ceramah, diskusi
PEMBAHASAN MATERI
A. Menjelaskan Pengertian Taubat
Menurut bahasa, arti taubat adalah kembali. Maksudnya, kembali dari segala yang tercela menurut agama Islam , menuju semua hal yang terpuji. Taubat apabila dibahasakan secara ringkas adalah meninggalkan atau menyesali dosa dan berjanji tidak mengulanginya lagi (penyesalan atas semua perbuatan tercela yang pernah dilakukan).
Taubat merupakan media untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Allah SWT memerintahkan dalam hal taubat ini berupa taubat yang semurni-murninya sebagaimana firman-Nya dalam suart At Tahrim (66) ayat 8:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Artinya:
“ Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya.” (Q.S. At Tahrim (66) : 8).
Nabi Muhammad SAW, meskipun telah dijamin atau terpelihara dari segala dosa (maksum), tetap bertaubat dan mohon ampun kepada Allah SWT. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, beliau bersabda:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّى أَتُوبُ فِى الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ
Artinya:
“Wahai manusia, bertaubatlah kepada Allah. Sungguh aku biasa bertaubat kepada Allah seratus kali dalam sehari” (HR. Muslim nο.7034)
Sungguh Allah Ta’ala telah melapangkan dan melonggarkan serta memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada kita untuk bertaubat kepada-Nya. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
إِنَّ اللهَ يَبْسُطُ يَدَهُ بِاللَّيْلِ لِيَتُوْبَ مُسِيْءُ النَّهَارِ ، وَبِالنَّهَارِ لِيَتُوْبَ مُسِيْءُ اللَّيْلِ
Artinya:
“Sungguh, Allah meluaskan tangan-Nya pada malam hari untuk menerima taubat dari hamba yang bermaksiat di siang hari. Dan Allah meluaskan tangan-Nya pada siang hari untuk menerima taubat dari hamba yang bermaksiat di malam hari” (HR. Muslim nο.7165)
B. Syarat-syarat Taubat
Taubat dinilai sah dan dapat menghapus dosa apabila telah memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh Allah SWT. Kalangan ahli sunah mengemukakan bahwa keberhasilan taubat tergantung pada tiga syarat:
1. Menyesal atas segala perbuatan dosa yang pernah dilakukan.
2. Mensucikan diri dari perbuatan maksiat yang sudah dilakukan. Karena tidak ada artinya bertaubat jika dosa masih terus dikerjakan.
3. Bertekad dengan sungguh-sungguh bahawa tidak akan mengulanginya lagi, selama hayat dikandung badan, sampai mengucapkan selamat tinggal pada dunia yang fana ini.
Setelah ketiga syarat tersebut dipenuhi, diiringi atau diikutinya dengan perbuatan yang baik. Karena perbuatan baik akan menghapus keburukan. Sebagaimana Firman allah SWT dalam surat Hud ayat 114:
وَأَقِمِ الصَّلاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ



Artinya:
“Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat”. (Q.S. Hud (11) : 114)

Adapun syarat-syarat taubat selain ketiga syarat tersebut yaitu:
1. Ikhlas. Artinya, taubat pelaku dosa harus ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena lainnya.
2. Menyesali dosa yang telah diperbuatnya.
3. Meninggalkan sama sekali maksiat yang telah dilakukannya.
4. Tidak mengulangi. Artinya, seorang muslim harus bertekad tidak mengulangi perbuatan dosa tersebut.
5. Istighfar. Yaitu memohon ampun kepada Allah atas dosa yang dilakukan terhadap hakNya.
6. Memenuhi hak bagi orang-orang yang berhak, atau mereka melepaskan haknya tersebut.
7. Waktu diterimanya taubat itu dilakukan di saat hidupnya, sebelum tiba ajalnya. Sabda Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam :
“Sesungguhnya Allah akan menerima taubat seorang hambaNya selama
belum tercabut nyawanya.” (HR. At-Tirmidzi, hasan).
C. Pengertian Raja’
Raja’ berarti harapan. Maksudnya adalah mengharap ridha Allah SWT. Raja’ termasuk akhlak yang terpuji yaitu suatu akhlak yang dapat berguna untuk mempertebal iman dan taqwa kepada Allah SWT.
Sebagai muslim dan muslimah tentunya mengharapkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Supaya harapan tersebut dapat tercapai maka harus menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya.dan tidak lupa untuk berdo’a. Firman Allah dalam surat Al Mukmin (40) ayat 60:
      •        
Artinya:
“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu” (Q.S. Al Mukmin (40) : 60).
Seorang yang beriman kepada Allah SWT tentunya memiliki sifat raja’. Dengan sifat raja’ tersebut maka akan tercermin suatu sikap yang khusnudzon, berhaluan maju, dan berpikir yang islami.

D. Menunjukan Perilaku Taubat dan Raja’ dalam kehidupan sehari-hari
1. Taubat itu dilakukan setiap kita melakukan dosa, akan tetapi tentunya dosa yang berbeda. Bahkan kita harus bertaubat kepada Allah setiap saat karena mungkin saja ada dosa yang tidak terasa kita lakukan sehingga memerlukan pembersihan atau taubat.
Diantara contoh dan tanda orang yang bertaubat adalah : Lebih berhati-hati dalam melakukan sesuatu disebabkan takut terjerumus lagi ke dalam dosa. Selain itu orang yang bertaubat akan lebih giat beramal karena merasa khawatir dosanya belum diampuni oleh Allah Swt.
2. Contoh perilaku raja’ dalam kehidupan :
- Bekerja dengan mengharap rida Allah atas penghasilan yang ia dapat
- Bersedekah dengan mengharap rida Allah
- Membantu orang lain tanpa pamrih dan hanya mengharap rida Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar