Jumat, 27 Mei 2011

Hal Tangis Dalam Islam

HAL TANGIS DALAM ISLAM

PENGERTIAN AIR MATA DAN KEUTAMAANNYA

Air mata merupakan sumber kehidupan. Air mata mengslir dalam jiwa, bermuara dalam hati dan pikiran.

Dimana saja ditemukan air mengalir
Disana akan ditemukan kehijauan
Ketika ditemukan air mata yang tercurah
Maka ditemukan pula rahmat yang melimpah
Jadilah seperti orang yang dibebani tangisan air mata
Membasah sehingga tumbuhlah tanah-tanah hijau ditanah lapang ruhmu
Bila engkau menginginkan air mata
Maka bertemanlah dengan orang yang mengucurkan air mata
Bila engkau ingin rahmat
Maka sayangilah orang-orang yang lemah

Melalui sya’ir diatas Jalaludin Rumi ( 2003:145 ) memakai air sebagai kiasan kehidupan sekaligus menjelaskanpesan Al qur’an : Agar mempersedikit tertawa dan memperbanyak tangisan ( Al Taubah ayat 82 ). Bukan karena cengeng kita menangis, Tangisan kita adalah akibat pengetahuan kita tentang dunia yang fana dan membandingkan dengan akherat yang abadi. Tangisan kita bisa menolong orang-orang yang lemah, karena kita sangat merindukan surge. Tangisan kita juga bisa menjadi kekuatandalam melawan kejahatan, karena kita takut siksa neraka. Dengan tangisan kita melihat dunia sebagai cobaan dan kesengsaraan, bukan kenikmatan, apalagi keabadian. Melalui tangisan, kita menemukan kehidupan yang sebenarnya

MACAM-MACAM TANGISAN

Tangisan ada sepuluh macam :
1. Tangisan karena iba dan kasih sayang
2. Tangisan karena khawatir dan ketakutan
3. Tangisan karena cinta dan kerinduan
4. Tangisan karena senang dan gembira
5. Tangisan karena kepedihan yang menimpa dan tidak sanggup ditahannya
6. Tangisan kesedihan
Perbedaan antara tangisan kesedihan dan tangisan ketakutan adalah di mana menangis karena ketakutan disebabkan sesuatu yang akan terjadi,sedangkan yang telah terjadi.
Juga berbeda dengan menangis karena kegembiraan, di mana tangisan kegembiraan mengeluarkan air mata dingin dan hati berbunga-bunga, sedangkan tangisan kesedihan mengeluarkan air mata panas dan hati pilu.
7. Tangisan kelemahan
8. Tangisan tipuan ( tangisan orang munafik )yaitu air matanya mengalir tetapi hatinya sangat keras
9. Tangisan bayaran, yaitu menangisnya sejumlah kaum wanita yang dibayar oleh keluarga mayit untuk meratapi anggota keluarganya yang meninggal. Tangisan yang demikian adalah tercela, seperti dikecam oleh Umar bin Khathab RA yang mengatakan, “Ia telah menjual air matanya untuk menangisi kepiluan orang lain”
10. Tangisan ikut-ikutan ( tangisan pura-pura , yaitu ikut menangis karena melihat orang lain menangis,dan mereka menangis karena melihat orang lain menangis, dan mereka menangis bersama-sama.
Tangisan pura-pura ini terbagi menjadi dua macam:
1. Tangisan kepura-puraan yang terpuji, yaitu ikut menangis agar hati menjadi lunak dan takut kepada Allah SWT, dan bukan karena riya’ atau mengharap pujian orang lain.
2. Tangisan pura-pura yang tercela, yaitu pura-pura menangis karena mengharap pujian orang lain.
Seorang salaf mengatakan, “Menangislah kalian karena takut kepada Allah dan jika kalian tidak dapat menangis maka berpura-puralah kalian untuk menangis.”




TANGISAN YANG DIKECAM OLEH ALLAH

Menangis yang dikecam oleh Allah yaitu menangis karena merasa tidak memiliki sesuatupun dari kenikmatan dunia.

Anas bin Malik RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Barangsiapa yang bersedih karena dunia maka berarti ia telah murka kepada Tuhan-nya, dan barangsiapa yang mengadukan musibah yang menimpanya ( kepada manusia ) maka ia seakan-akan telah mengadukan Allah SWT ( kecewa kepada Allah ), dan barangsiapa yang mengangguk-angguk kepada orang kayak karena ingin mendapatkan harta bendanya maka Allah telah memurkainya, dan barangsiapa yang diberikan Al quran lalu ia ( memilih ) masuk neraka maka ia berarti telah dijauhkan oleh Allah SWT ( dari rahmat-Nya ).” (HR.Thabrani)

Orang yang tidak menangis terhadap Allah SWT adalah terkecam dan tidak bisa memperoleh fadlol Allah SWT, yaitu berdasarkan firman Allah :
           
“. Maka Apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini?”
“. Dan kamu mentertawakan dan tidak menangis?”
“. Sedang kamu melengahkan(nya)?”
( 53-An Najm: 59-60-61)

TANGISAN YANG DIANJURKAN DALAM AGAMA

Diriwayatkan dari Aqabah bin Amir RA, ia berkata, “Saya pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang sikap yang akan membawa kepada keselamatan, “Rasulullah SAW menjawab,”Kendalikan lisanmu, jadikanlah rumahmu luas ( dalam menerima tamu ) dan menangislah karena menyesali kesalahan yang pernah dilakukannya.”

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA disebutkan sesungguhnya Rasululullah SAW bersabda,”Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan dari Allah SWT dihari yang tidak ada satupun naungan saat itu…..”

Di antara salah satu golongan yang disebutkan oleh Rasulullah SAW akan mendapatkan perlindungan tersebut adalah,” Seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah SWT dalam kesendirian, kemudian air matanya berlinang membasahi pipinya.”

Diriwayatkan oleh Anas bin Malik RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda,”Barangsiapa yang berdzikir mengingat Allah SWT, lalu air matanya berlinang karena rasa khusyu’ dan takut kepada Allah SWT , kemudian butiran air mata tersebut jatuh membasahi bumi, maka di hari kiamat nanti, Allah SWT tidak akan mengadzab orang tersebut.”

Diriwayatkan oleh Abu Raihanah RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda,”Api neraka diharamkan oleh Allah SWT menyentuh mata yang pernah meneteskan air mata atau yang menangis karena takut dan khusyu’ kepada Allah SWT.”
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik RA disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,”Ada dua macam mata yang tidak akan tersentuh oleh api neraka, mata yang tidak tidur dalam berjuang di jalan Allah SWT. Mata yang menangis karena takut kepada Allah SWT.”

RAGAM TANGISAN RASULULLAH

Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyyah, salah seorang ulama’ salaf, ketika menerangkan tentang tangisan Rasulullah SAW mengatakan,”Rasulullah SAW memiliki sisi-sisi kemanusiaan. Beliau mengalami kesedihan seperti beliau juga mengalami kegembiraan. Rasulullah SAW terkadang menangis, namun menangisnya beliau sama dengan tertawanya, artinya ; tangisan beliau tidak pernah berlebihan, tidak pernah beliau menangis sampai meraung-raung. Seperti beliau tidak pernah tertawa hingga terbahak-bahak. Di saat mengalami satu kejadian yang menyedihkan, air mata beliau berlinang membasahi pipinya yang mulia dan terdengar nada kesedihan dari gerak dadanya.

Banyak kejadian yang membuat Rasulullah SAW sedih hingga beliau tidak kuasa membendung air matanya.Salah satunya adalah, beliau menangis saat mendengar kabar wafatnya salah seorang sahabat.Tangisan tersebut menjadi rahmat bagi sahabat yangtelah mendahuluinya pergi menuju alam keabadian.Terkadang beliau menangis karena merasa khawatir dengan keselamatan umatnya. Kasih sayang dan kecintaannya yang sangat besar terhadap umatnya, seringkali membuat beliau menitikkan air mata.

Terkadang tangisan Rasulullah SAW disebabkan olek kekhusyu’annya dalam beribadah kepada Allah SWT. Beliau seringkali menangis ketika mendengar lantunan ayat-ayat Al quran, tangisan kerinduan yang terlahir dari rasa cintanya kepada Allah SWT, rasa kekhusyu’an dan rasa takutnya kepada Allah SWT.



















KESIMPULAN

Menangis merupakan sikap yang tercela dan penyakit yang berbahaya, dimana ia dapat melemahkan hati , mematahkan semangat danmemutuskan harapan. Dan tidak ada perkara yang paling dicintai oleh syetan melebihi kesedihan orang yang dialami oleh seorang muslim.

Akan tetapi, menangis terekadang bisa menjadi sikap yang terpuji dan berpahala, layaknya seperti pahala bersabar atas suatu musibah yang menimpa seorang mukmin diluar keinginannya. Menangis bisa menjadi terpuji dan berpahala dilihat dari sisi penyebab dan sumbernya.

Ehm,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

MY ALBUM

Materi Bahan Ajar

Materi Pendidikan Agama Islam SMP Kelas VII


Nama : Ainul Inayah
Nim : D01209091
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam/ Fiqih
Kelas/ Semester : VII/ I
Alokasi Waktu : 2 X 45 menit (1 X pertemuan)
Materi Pokok : Sujud
Kompetensi Dasar : Memahami Macam - Macam Sujud
Indikator :
 Menjelaskan pengertian sujud
 Menyebutkan macam-macam sujud, menjelaskan pengertian dan bacaanya
 Membaca, mengartikan, dan menghafal dalil naqli tentang sujud sahwi, sujud tilawah dan sujud syukur
 Menjelaskan tata cara sujud sahwi, sujud tilawah dan sujud syukur
Hasil Belajar
Peserta Didik Mampu:
 Menjelaskan pengertian sujud
 Menyebutkan macam-macam sujud, menjelaskan pengertian dan bacaannya
 Membaca, mengartikan, dan menghafal dalil naqli tentang sujud sahwi, sujud tilawah dan sujud syukur
 Menjelaskan tata cara sujud sahwi, sujud tilawah dan sujud syukur

Sumber Belajar:
a. Al Qur’an dan Terjemah.
b. Al Hadits.
c. Aminuddin, Muhammmad Suryono, dan Suradi, Pendidikan Agama Islam Untuk Smp Kelas VII, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007.
d. H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2006.
e. SKIA (Syarat-Syarat Kecakapan Ibadah Amaliyah), Sumenep Madura: Pondok Pesantren Annuqayah Latee, 2002.
f. Syamsyuddin dan Istiqomah, Pendidikan Al Islam Untuk SMP/Mts Muhammadiyah Kelas VII, Surabaya: Majelis Dikdasmen PWM Jatim, 2008.
g. Pendidikan Agama Islam SMP Kelas VIII Semester I, Bogor: MGMP-PAI, 2000.

NO. Pembahasan Bahan Ajar
1. Pengertian Sujud Secara bahasa kata sujûd (سُجُوْد) berarti “meletakkan kening ke atas permukaan bumi, merendahkan diri, dengan maksud menghormat”. Arti lain dari kata ini ialah “merendahkan diri” atau “menghinakan diri”.
Secara terminologis kata ini berarti “pernyataan ketaatan seorang hamba kepada Allah Swt. dengan cara meletakkan kedua kaki, kedua lutut, kedua tangan, dan muka di atas lantai (tanah) sambil menghadap ke arah kiblat”.
2. Macam-Macam Sujud, Menjelaskan Pengertian dan bacaannya  Sujud Sahwi.
Sahwi artinya lupa. Jadi sujud sahwi adalah melakukan sujud yang dikarenakan ada hal-hal yang lupa dikerjakan ketika shalat. Hukum sujud sahwi adalah sunnah, yang penting ialah untuk imam dan orang yang sholat sendiri, sedangkan makmum wajib mengikuti imamnya. Beerati jika imam sujud, ia wajib pula sujud mengikuti imamnya, dan apabila tidak sujud, ia tidak boleh sujud sendiri.
Sebab-sebab sujud sahwi adalah:
a. Kelebihan rakaat, rukuk, atau sujud karena lupa.
b. Karena syak (ragu) tentang jumlah rakaat yang telah dikerjakan.
c. Apabila kuirang rakaat shalat karena lupa.
Bacaan sujud sahwi:
سُبْحَانَ مَنْ لاَ يَنَامُ وَلاَيَسْهُوْ
“Maha Suci Dzat yang tidak tidur dan tidak pernah lupa.”

 Sujud Tilawah
Tilawah berasal dari kata tala yaitu tilawatun yang artinya bacaan. Sehingga sujud tilawah adalah sujud yang dilakukan ketika membaca atau mendengar ayat-ayat sajadah dalam bacaan Al Qur’an. Hukumnya adalah sunnah.
Bacaan sujud tilawah:
سَجَدَ وَجْهىِ لِلَّذِيْ خَلَقهُ وَبَصَرَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ
“Aku sujud kepada Tuhan yang menjadikan diriku, Tuhan yang membukakan pendengaran dan penglihatan dengan kekuasaanNya.”
Macam-macam ayat Sajdah:
1. Al A’raf : 206
وَلَهُ يَسْجُدُوْنَ
2. Al Ra’du : 15
بِااْغُدُوِّ وَالاَصَالِ
3. Al Nahl : 49
وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
4. Al Isra’ : 109
وَيَزِيْدُهُمْ خُشُوْعًا
5. Maryam : 58
خَرُّوْا سُجَّدًا وَّبُكِرًا
6. Al Haj : 18
اِنَّاللهَ يَفْعَلُ مَايَشاءُ
7. Al Haj : 77
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
8. Al Furqan : 60
وَزَدَهُمْ نُفُوْرً
9. Al Naml : 26
رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ
10. As Sajdah : 15
وَهُمْ لاَيَسْتَكْبِرُوْنَ
11. Shad : 24
وَخَرَّ رَاكِبًا وَاَنَابَ
12. Hamim : 38
وَهُمْ لاَيَسْأَمُوْنَ
13. An Najm : 62
فَاسْجُدُوالِلهِ وَاعْبُدُوْنَ
14. Al Isyqaq : 21
لاَيَسْجُدُوْنَ
15. Al ‘Alaq : 19
وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبْ

 Sujud Syukur
Kata syukur berasal dari kata bahasa Arab yang artinya terima kasih. Jadi sujud syukur adalah sujud terima kasih yang dilakukan karena mendapat suatu keselamatan atau keberuntungan, keberhasilan dan juga terhindar dari musibah, bahaya dan kesulitan. Hukumnya adalah sunnah.

3. Dalil Naqli Sujud Sahwi, Sujud Tilawah dan Sujud Syukur  Sujud Sahwi
لِكُلِّ سَهْوِ سَجْدَتاَنِ
“bagi tiap-tip keluapaan itu dua sujud” (HR Abu Dawud)
 Sujud Tilawah
إِذاَ قَرَأَ اِبْنُ أَدَمَ السَّجْدَةً فَسَجَدَ اِعْتَزَلَ الشَّيْطَنُ يَبْكىِ يَقوْلُ ياَوَيْلَتاَ أَمِرُ اِبْنُ اَدَمُ باِسُجُدِ فَسَجَدَ فَلَهُ الجَنَّةُ ، وَأَمِرْتُ باِالسُّجُوْدِ فَعَصَيْتُ فَلِيَ النَّارِ (ر و ه مسلم)
“apabila seorang anak Adam membaca ayat As Sajadah lalu ia bersujud, maka setan akan menyingkir sambil menangis dan berkata: Sungguh celaka dia (dalam riwayat lain disebutkan, sungguh celaka aku) karena anak Adam itu diperintahkan untuk bersujud lalu ia bersujud dan akhirnya masuk surga. Sementara aku dahulu diperintahkan untuk bersujud, namun aku membangkangnya, sehingga aku pun masuk neraka.” (HR. Muslim)
 Sujud Syukur
وَإِذاَ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزيْدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَا بىِ لَشَدِيْدٌ
“dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu ingkari (nikmatKu). Maka sesungguhnya azab Ku sangat pedih.”
Dalil lainnya:
عَنْ أَبِى بَكْرِةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ إِذَا جَاءَهُ أَمْرُ سُرُوْرٍ أَوْ بُشِّرَ بِهِ خَرَّسَا جِدًا شَاكِرًا لِلهِ
“Dari Abi Bakrah, sesungguhnya Nabi SAW apabila mendapat sesuatu yang menyenangkan atau diberi khabar gembira segera tersungkur sujud sebagaimana tanda syukur kepada Allah.” (HR. Abu Dawud)
4. Tata Cara Sujud Sahwi, Sujud Tilawah dan Sujud Syukur Sujud Sahwi:
 Sujud pertama ketika selesai membaca tasyahud akhir sebelum salam.
 Membaca bacaan sujud sahwi.
 Bangun dari sujud dengan membaca bacaan yang sama dengan bacaan ketika duduk diantara dua sujud dalam shlat.
 Sujud kedua dengan bacaan yang sama dengan bacaan sujud pertama.
 Bangun dari sujud kedua.
 Langsung salam.

Sujud Tilawah:
 Berniat dalam hati untuk sujud tilawah.
 Sujud satu kali sambil membaca bacaan sujud tilawah.
 Duduk.
 Membaca salam.

Sujud Syukur:
 Berniat dalam hati untuk sujud syukur.
 Kemudian sujud dengan membaca tasbih seperti bacaan tasbih dalam shalat biasanya.
 Langsung salam.
Pada sumber lain sujud syukur dilakukan sebanyak 3X dan sujud syukur tidak harus menghadap kiblat, dan hanya dilakukan di luar shalat. Caranya:
1. Sujud pertama adalah membaca bacaan di bawah ini sebanyak 10 X
سبحنا الله و الحمد الله ولا اله الا الله، الله اكبر
2. Sujud kedua membaca do’a sapu jagat
Sebanyak 10X
ربّنا اتنا فى الدنيا حسنة و فى الأخرة حسنة و قنا عذاب النار
3. Sujud ketiga adalah membaca shalawat sebanyak 10X
اللهم صل على سيدنا محمّد و على اله وصبه اجمعين